Senin, 29 April 2024

Tugas pendahuluan analis lirik dengan semiotika

 Nama : Elfrido Sefrenal Meliano Amar 

Dkv R4B

202246500105

Pendahuluan 

"Lagu ujung aspal pondok gede " merupakan salah satu karya musik yang ikonik dari Iwan Fals. Kajian tentang lagu ini bisa meliputi beberapa aspek, seperti lirik, musik, konteks sosial, dan pengaruhnya terhadap pendengar.


Analisis semiotika

Lirik: Analisis mendalam terhadap lirik lagu dapat mengungkapkan pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh Iwan Fals. Lirik lagu ini bisa saja menyampaikan pesan-pesan tentang kehidupan sehari-hari, kegelisahan sosial, atau kritik terhadap sistem.

Musik: Mendengarkan melodi, harmoni, dan aransemen musik dari lagu ini dapat memberikan wawasan tentang gaya musik yang digunakan oleh Iwan Fals dalam lagu ini. Apakah menggunakan instrumen klasik atau modern, apakah ritmenya lambat atau cepat, semuanya bisa memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang lagu ini.

Konteks Sosial: Mengkaji konteks sosial saat lagu ini dirilis juga penting. Apakah ada peristiwa tertentu atau isu-isu sosial yang sedang hangat dibahas pada saat lagu ini dirilis? Bagaimana lagu ini merespons atau merangkum konteks sosial tersebut?

Pengaruh terhadap Pendengar: Bagaimana lagu ini memengaruhi pendengar? Apakah lagu ini memberikan inspirasi, menyuarakan kekhawatiran mereka, atau menyentuh hati mereka secara emosional? Mengumpulkan tanggapan dari pendengar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang pengaruh lagu ini.

Dengan menyelidiki aspek-aspek ini, kajian tentang lagu "ujung aspal pondok gede" milik Iwan Fals dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang karya musik ini dan dampaknya dalam konteks sosial dan budaya.


Lagu "Ujung Aspal Pondok Gede" merupakan salah satu karya yang sangat berkesan dari Iwan Fals. Liriknya menggambarkan kehidupan sehari-hari di pinggiran kota, khususnya Pondok Gede, yang merupakan sebuah kawasan perkotaan di Indonesia.


Lirik lagu ini menggambarkan kisah-kisah kehidupan para pekerja keras, para pengamen jalanan, dan mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan. Iwan Fals menyuarakan realitas sosial yang kadang terlupakan atau diabaikan oleh masyarakat. Dia menggambarkan bagaimana orang-orang ini hidup dan bertahan dalam situasi yang sulit.


"Ujung Aspal Pondok Gede" juga mencerminkan kepedulian Iwan Fals terhadap ketidakadilan sosial dan kesenjangan ekonomi. Melalui liriknya, ia mengingatkan pendengarnya akan realitas pahit di tengah kemegahan dan kemakmuran kota-kota besar.


Secara keseluruhan, lagu ini mengandung pesan-pesan tentang empati, kesadaran sosial, dan pentingnya mendengarkan suara-suara yang sering kali terpinggirkan dalam masyarakat. Iwan Fals dengan jelas menyampaikan pesan-pesan ini melalui lirik yang kuat dan musik yang menyentuh.






Lirik "Ujung Aspal Pondok Gede" oleh Iwan Fals mengandung beragam makna dan dapat dikaji dari berbagai sudut pandang:


Kritik Sosial: Lirik lagu ini merupakan bentuk kritik sosial terhadap ketidakadilan ekonomi dan sosial di masyarakat. Iwan Fals menggambarkan kehidupan di pinggiran kota, tempat di mana banyak orang hidup dalam kondisi kemiskinan dan kesulitan ekonomi.

Empati dan Kesadaran: Melalui liriknya, Iwan Fals mendorong pendengarnya untuk merasakan empati terhadap mereka yang kurang beruntung dan terpinggirkan dalam masyarakat. Lagu ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan realitas sosial yang sulit di sekitar kita.

Penegasan Identitas Lokal: Dengan menyebutkan nama "Pondok Gede", lagu ini juga memiliki makna yang berkaitan dengan identitas lokal. Iwan Fals mungkin ingin menekankan bahwa persoalan sosial yang dihadapi oleh masyarakat pinggiran kota seperti Pondok Gede juga relevan dan penting untuk diperhatikan.

Pengharapan dan Perjuangan: Meskipun menggambarkan realitas yang keras, lirik lagu ini juga mencerminkan semangat perjuangan dan pengharapan untuk masa depan yang lebih baik. Ini tercermin dari kesabaran dan keteguhan hati yang ditunjukkan oleh tokoh-tokoh dalam lagu.

Kajian tentang lirik ini dapat melibatkan analisis lebih lanjut tentang kata-kata, metafora, dan bahasa yang digunakan oleh Iwan Fals untuk menyampaikan pesan-pesan tersebut. Selain itu, melihat konteks sejarah dan sosial saat lagu ini dirilis juga penting untuk memahami latar belakang dan dampaknya dalam masyarakat.

Berikut adalah lirik "ujung aspal pondok gede"

Di kamar ini, aku dilahirkan

Di balai bambu buah tangan bapakku

Di rumah ini, aku dibesarkan

Dibelai mesra lentik jari Ibu

Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede

Rimbun dan anggun, ramah senyum penghuni dusun

Kambing sembilan, motor tiga bapak punya

Ladang yang luas habis sudah s'bagai gantinya

Sampai saat tanah moyangku

Tersentuh sebuah rencana

Dari serakahnya kota

Terlihat murung wajah pribumi

Terdengar langkah hewan bernyanyi

Di depan masjid, samping rumah wakil Pak Lurah

Tempat dulu kami bermain, mengisi cerahnya hari

Namun, sebentar lagi angkuh tembok pabrik berdiri

Satu per satu sahabat pergi dan takkan pernah kembali

Sampai saat tanah moyangku

Tersentuh sebuah rencana

Dari serakahnya kota

Terlihat murung

 wajah pribumi

Terdengar langkah hewan bernyanyi






Selasa, 05 Maret 2024

Tujuan saya di DKV

Nama : Elfrido Sefrenal Meliano Amar 
Kls : R4B
Npm: 202246500105
Yang saya ingin kejar dalam kuliah jurusan Desain komunikasi visual ini yaitu saya ingin menggali lebih dalam apa ajah point' point' penting dalam menciptakan sebuah karya visual terutama ilustrasi. Pada ilustrasi saya ingin lebih terkonsep agar visual yang saya berikan dapat dipahami oleh pembaca, media yang saya pilih yaitu sebuah komik ilustrasi maka dari itu saya perlu memahami lebih dalem tentang bagaimana cara menulis cerita lalu mendesain sebuah tokoh karakter agar tetap dalam satu kemasan cerita sehingga pembaca dapat terkesan pada cerita, adapun saya sedang membangun sebuah pada projek komik sederhana namun ini membutuhkan waktu yg sangat panjang karena saya akan membahas sebuah tema sub urban dengan alasan saya termasuk dari bagian tema tersebut pada komik indie saya nnti saya ingin menceritakan semua konflik yg ada pada kehidupan sub urban , maka dari itu menurut saya kuliah Desain komunikasi visual ini saya manfaat sebagai bahan bakar untuk projek komik indie. 

Senin, 19 Desember 2022

SEMUA SAMA

 

  Halo selamat pagi, siang, sore, malam. Apa kabar manteman ? Bahagia dan sehat selalu yee manteman puff puff pass dikit lahh :P, langsung ajahh yeee hihihi. Jadi gout mau sedikit cerita ke manteman tapi gak penting-penting amat sih ceritanya hehehe.

  Cerita soal gambar gout yang baru gout buat beberapa hari lalu, dengan penuh kesadaran jiwa yang sangat tinggi gout beri judul “SEMUA SAMA” dengan bentuk visual  yang sudah di sepakati dengan diri dan Nurani sendiri yaitu sebuah gambar Toilet Duduk, gout memilih toilet duduk sebagai representasi dari sebuah kesetaraan kedudukan sesama manusia dari segi aspek apapun, karena seperti yang kita tau dan kita rasakan terutama manteman yang hidupnya dari kecil sampai dewasa baik ditengah kota maupun dipinggiran kota Jakarta, pasti temen-temen pernah merasakan ataupun melihat dan mendengar adanya tindakan diskriminasi dari beberapa manusia yang gak asik. Deskriminasi yang seperti apa ? “yak banyak bisa ekonomi, ras, budaya, agama, warna kulit dan masih banyak lagi tindakan deskriminatif lainnya. Padahal pada dasarnya manusia adalah mahluk yang sama terlepas dari harta dan kekayaan yang manusia sendiri itu punya, sama-sama kotor dan sama-sama menjijikan, maka dari itu jika manusia masih membutuhkan sebuah isi ruangan toilet untuk membersihkan tubuhnya masing-masing saat itu juga manusia tidak ada hak untuk men-deskriminasikan sesama manusia, Karena manteman harus ingat selama pantat kita mengeluarkan TAI dari lubang yang sama dan di bersihkan di dalam toilet yang sama  tidak ada kata PERBEDAAN KARENA SEMUA SAMA !!!.”

Jadi itu ajah yang mau gout certain ke manteman semua maaf bila penulisannya kurang baik, mohon di maklumin lahh yakkkkkk :D hihihihihihi selamat beraktivitas kembali terima kasih mantemannnnnn.

 


Jumat, 07 Oktober 2022

Si Baik dan Si Jahat di Barat Jakarta

 

Si Baik dan Si Jahat di Barat Jakarta

 

 

Terlihat jelas dari raut wajah Jakarta

Problematika adalah rautnya

Di perkosa dirinya sampai acuhkan rasa sakitnya

Menangis adalah cara dia beristirahat

Memaksakan mencari angka walau tubuhnya sudah tak lagi bugar

Duduk di trotoar dan persimpangan melantunkan sebuah doa

Sisa makan dari kucing kota ia sikat rakus sampai habis demi perutnya

Sesudah kenyang ia lanjut lagi memperkosa dirinya

Namun apa yang ia dapat ?

Pukulan dan amukan masa

“Maling-maling”  gagal ia berlari dari teriakan masa

Sebuah beras dan minyak dari toko telah ia curi

Melas wajahnya menangis penuh malu dengan muka yang sudah lebam

Ia Menjerit histeris “Ampun Ampun” namun masa seakan tuli

Seorang pria turun dari motor bertanya apa yang terjadi ?

“ Dia Maling!!,Beras dan minyak dari toko telah ia curi” kata sekumpulan masa

Lalu kata pria itu " berapa harga semuanya ? biar saya yang ganti rugi"

Menunduk saja yang bisa di lakukan oleh pria setengah bonyok

Sambil berkata "anak-anakku butuh makan namun aku tak punya uang"

Setelah ia berkata seperti itu di peluklah dirinya oleh pria asing yang menolongnya

Terkagum aku mendengar ceritanya, sore itu di barat Jakarta

 

Selasa, 04 Oktober 2022

Nyore bareng KOLEGA di CIKINI

Nyore bareng KOLEGA di CIKINI


Hahahahaha hihihiihihihi sore itu kami sedang asik tertawa, seketika datang seorang wanita asing dengan rambut bondol berpakaian kaos oblong sedikit compang-camping, dengan tenang dan diam tak ada sedikitpun suara yang ia keluarkan dia berdiri tepat di depan lingkaran kami, dengan gestur yang tidak jelas juga tatapannya sama kosongnya, lalu seorang kawan seakan mengerti apa yang di mau si asing itu, langsung saja ia beri roko serta korek api, lalu roko itu di bakar dengan tenang kita semua menyaksikan ketenangannya dari asap yang di hembuskan dari mulut si asing itu setelah itu perlahan pergi dengan tenang tanpa meninggalkan suara sedikitpun lalu kami tutup dengan kembali tertawa dan bakar gan*****, sore itu di TIM (Taman Ismail Marzuki) Cikini.























foto : arsip kolega
sore itu


Kamis, 22 September 2022

hari yang panjang

 

Hari yang panjang

“Bangun hei bangun”  teriakan itu terdengar panik dalam raga dan jiwa dari seorang pria hingga ia terjatuh dari ruang mimpi. Melotot dan panik tuntun ia untuk segera bergegas pergi dari sebuah rumah, berbekal 1 baju kaos dan uang yang pas-pasan, tak tahu tujuan untuk bersembunyi seakan tiap tempat tidak ada tembok hingga pagi terasa begitu gelap dan begitu juga di malam hari tidak ada sinar terang bulan dimatanya yang ada hanyalah langit yang gelap, ia masih belum bisa merasakan cahaya terang semesta. Sungguh panik dan cemas membuatnya begitu gila. “ Gelap tuntunlah aku hingga semuanya selesai “ begitulah doa sederhana dari sesorang pria yang sedang kacau pikirannya entah karena apa.

 

Aku seorang Marjinal yang akan menemukan pintu dimensimu

 

 

Aku seorang Marjinal yang akan menemukan pintu dimensimu

 

 

Aku pria marjinal yang baru mengenal dirimu bahkan aku belum juga bisa mengenal apa isi bayangan di dirimu atau bahkan dirimu juga tak mau mengenal sama sekali siapa aku, izinkan aku untuk mengetuk pintu dengan sebuah perkenalan yang hangat dan kuharap pintu terbuka dengan kasih yang tulus, biarkan sudut demi sudut ku pandang dan kurasakan hangat tekstur ornament yang ada di ruang dinding hatimu. Bermodal nyali yang berujung kalah dengan rasa malu hanya bisa membuatku seperti marjinal yang berada di sebuah ruangan mewah, entah karena dirimu yang terlalu presisi atau mungkin otakku yang terlalu abstrak sehingga belum bisa ku mengenal lebih dalam siapa dirimu, “ sudah-sudah” aku hanya ingin bertanya pada pemilik ruangan itu apakah ia memperbolehkan seorang pria dari kaum marjinal ini berkenan untuk mengetuk pintu hatinya ? dan membiarkan dia masuk dengan damai dan membawa seikat bunga dengan tangkai ormament cintanya yang akan ia hiasi salah satu sudut ruangan. Hanya pertanyaan tanpa jawaban di setiap pagi dan malam, dibalik tembok kontrakan itulah yang aku rasakan seakan menyapamu lewat dunia maya juga tertutup pembatas yang sangat besar, mungkin menyukaimu adalah suatu intimidasi buat diriku sendiri atau ?. “Halahhhhh sudah-sudah !!” apa itu cinta jika dirinya saja masih menganggapku seperti figuran, mungkin aku terjebak dalam sebuah labirin yang begitu rumit, tapi aku pastikan dengan waktu dan Kompas juga peta nirmana yang ku punya akan ku pecahkan teka-teki dan menemukan dimana pintu nirmana yang kamu sembunyikan dan aku akan mengetuknya dengan penuh rasa dan akan ku tinggalkan sebuah goresan abstrak di pintunya yang mungkin mahluk lain tak akan bisa meniru goresanku, “aku yakin aku yakin !” percaya jika waktu dan Kompas berserta peta nirmana akan ku temukan pintumu di jalur labirinmu. Sungguh kamu adalah Wanita yang apik.

 

 

Barat Jakarta, 22-09-2022

Tugas pendahuluan analis lirik dengan semiotika

 Nama : Elfrido Sefrenal Meliano Amar  Dkv R4B 202246500105 Pendahuluan  "Lagu ujung aspal pondok gede " merupakan salah satu kary...