Si Baik dan Si
Jahat di Barat Jakarta
Terlihat jelas
dari raut wajah Jakarta
Problematika
adalah rautnya
Di perkosa
dirinya sampai acuhkan rasa sakitnya
Menangis adalah
cara dia beristirahat
Memaksakan mencari
angka walau tubuhnya sudah tak lagi bugar
Duduk di trotoar
dan persimpangan melantunkan sebuah doa
Sisa makan
dari kucing kota ia sikat rakus sampai habis demi perutnya
Sesudah kenyang
ia lanjut lagi memperkosa dirinya
Namun apa
yang ia dapat ?
Pukulan dan amukan
masa
“Maling-maling”
gagal ia berlari dari teriakan masa
Sebuah beras
dan minyak dari toko telah ia curi
Melas wajahnya
menangis penuh malu dengan muka yang sudah lebam
Ia Menjerit
histeris “Ampun Ampun” namun masa seakan tuli
Seorang pria
turun dari motor bertanya apa yang terjadi ?
“ Dia
Maling!!,Beras dan minyak dari toko telah ia curi” kata sekumpulan masa
Lalu kata
pria itu " berapa harga semuanya ? biar saya yang ganti rugi"
Menunduk saja
yang bisa di lakukan oleh pria setengah bonyok
Sambil
berkata "anak-anakku butuh makan namun aku tak punya uang"
Setelah ia
berkata seperti itu di peluklah dirinya oleh pria asing yang menolongnya
Terkagum aku
mendengar ceritanya, sore itu di barat Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar